AMTSAL AL-QUR’AN DALAM
PENGEMBANGAN METODE DAKWAH
Oleh :
Rofi’udin, S.Th.I, M.Pd.I
Al-Qur’an memberikan banyak
petunjuk tentang metode-metode dakwah. Metode-metode
tersebut telah terbukti berhasil dalam menyampaikan pesan dakwah sehingga kaum
yang tadinya ingkar berbondong-bondong masuk dalam pelukan Islam. Hal tersebut
didasari oleh kemampuan retorika al-Qur’an yang mampu memahami kondisi
psikologis mad’u (obyek dakwah) sehingga mampu menggugah kesadaran
fitrah manusia dan menuntunnya ke dalam pemahaman yang lurus.
Salah satu metode yang dipakai dalam al-Quran
adalah apa yang disebut dengan Amtsal al-Qur'an, yaitu uslub al-Qur’an
dengan narasi-narasi komparasi yang menekankan pada pemahaman personal
emotional. Dengan cara itu, al-Qur’an hendak mengajak manusia kembali pada
kesadaran fitrah, berpikir logis, bertindak etis, dan berpenampilan estetis.
Al-Qur’an tidak bersikap arogan dan otoriter dalam pendekatan dakwahnya.
Model-model pendekatan persuasif dan egaliter yang digunakan al-Qur’an telah
melahirkan simpati yang luas, bahkan dapat melumpuhkan logika orang-orang
ingkar yang keras kepala.
Di sinilah persoalan Amtsal al-Qur'an
menjadi penting untuk dikaji, terutama bila dikaitkan dengan pengembangan
metode dakwah kontemporer. Masyarakat yang semakin cerdas dan rasional perlu
didekati dengan metodologi dakwah yang khusus. Demikian juga masyarakat yang
masih awam dan membutuhkan pendekatan tradisional memiliki strategi,
pendekatan, metode, teknik, maupun taktik yang khusus pula.