TERJEMAH DAN PENJELASAN
HADITS ARBA’IN NAWAWI
الحــديث الأول
HADITS KE-1:
SEGALA PERBUATAN TERGANTUNG NIATNYA
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ
حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ
هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى
مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد
بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج
بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob RA, dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap
perbuatan[1]
tergantung niatnya[2] Dan sesungguhnya setiap
orang (akan dibalas) berdasarkan
apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya[3] karena (ingin
mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan)
Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya
atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai
sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad
bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al
Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua
kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
Catatan:
1.
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits
yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang
niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri
dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah
satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits
ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata
: Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
2.
Hadits ini ada
sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan
untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan
untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan
sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Niat merupakan
syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan
mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
2.
Waktu pelaksanaan
niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3.
Ikhlas dan
membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal
shaleh dan ibadah.
4.
Seorang mu’min akan
diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5.
Semua pebuatan yang
bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah
maka dia akan bernilai ibadah.
6.
Yang membedakan
antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7.
Hadits diatas
menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan
pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah
membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Niat dan keikhlasan : 7 : 29, 98 : 5
2.
Hijrah : 4 : 97, 2
: 218, 3 : 195, 8 : 72
3.
Fitnah dunia : 3 : 145, 4 : 134, 6
: 70, 8 : 67
الحـديث الثاني
HADITS KE-2:
ISLAM, IMAN DAN
IHSAN
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً
قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ
شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ
يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى
فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ
الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ
إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ،
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ
وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ
بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا
الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ
أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ
الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ
انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ
السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ
أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه
مسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari Umar RA juga dia berkata:
Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah SAW suatu hari tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat
hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada
seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan
Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah SAW)
seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?”, maka bersabdalah
Rasulullah SAW: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang
disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu”,
kemudian dia berkata: “Anda benar”. Kami semua heran, dia yang bertanya dia
pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman”. Lalu beliau bersabda: “Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”,
kemudian dia berkata: “Anda benar”.
Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan”. Lalu beliau
bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian
dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau
bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”. Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya”,
beliau bersabda: “Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin dan penggembala domba, (kemudian)
berlomba-lomba meninggikan bangunannya”, kemudian orang itu berlalu dan
aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah SAW) bertanya: “Tahukah
engkau siapa yang bertanya ?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui”. Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian
(bermaksud) mengajarkan agama kalian”. (Riwayat Muslim)
Catatan:
·
Hadits ini merupakan hadits
yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran
Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan .
·
Hadits ini mengandung makna
yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu:
Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh
(kepercayaan makhluk di bumi: Rasulullah SAW)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من
الحديث :
1. Disunnahkan
untuk memperhatikan kondisi pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika
menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
2. Siapa yang
menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk
mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib
baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta
yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
3. Jika
seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk
berkata: “Saya tidak tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
4. Kemungkinan
malaikat tampil dalam wujud manusia.
5. Termasuk
tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua.
Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan
memperlakukan hambanya.
6. Tidak
disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak
ada kebutuhan.
7. Didalamnya
terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah
ta’ala.
8. Didalamnya
terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Iman : 2 : 285, 5 : 5, 6
: 82 dll.
2. Islam : 2 : 112, 4 :
125, 72 : 14, 40 : 66, 3 : 19, 5 : 3
3. Ihsan : 18 : 30, 28 :
77, 17 : 7, 5 : 93
4. Hari akhir : 7 : 187, 22 : 7, 31
: 34 .
5. Ilmu ghaib
hanya Allah yang mengetahui : 2 :
3, 27:65, 6 : 50, 7
: 188
6. Belajar
& mengajarkan Islam : 16:43,
21:7, 3:79, 9:122
الحـديث الثالث
HADITS KE-3:
RUKUN ISLAM
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ
اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ :
شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ
رَمَضَانَ
. [رواه الترمذي ومسلم ]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh- Khottob RA dia berkata: Saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara;
Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa Nabi
Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji
dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmudzi dan Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1. Rasulullah
SAW menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang
yang mantap.
2. Pernyataan
tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad SAW,
merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya.
3. Selalu
menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya,
adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri
seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah
seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
4. Wajib
mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat
sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang
membutuhkan.
5. Wajibnya
menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
6. Adanya
keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia
bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.
7. Nash
diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara
lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah
SAW bersabda:
الإِيْمَانُ بِضْعٌ
وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً
“Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang.”
8. Islam
adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian
juga tidak bermanfaat iman tanpa amal .
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Wala’ dan
Bara’ dalam syahadatain : 2
: 256, 16 : 36
2. Shalat : 2 : 3, 19 : 31, 20 :
132,
3. Zakat : 9 : 71, 19 : 55, 73
: 20
4. Haji : 3 : 97, 2 : 196, 22
: 27
5. Puasa : 2 : 183, 2 : 185
الحـديث الرابـع
HADITS KE-4:
EMPAT TAKDIR MANUSIA
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ
اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ
يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ
يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ
يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ
فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ .
فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ
فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى
مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَيَدْخُلُهَا . [رواه البخاري ومسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud RA beliau berkata: Rasulullah SAW
menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan:
Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai
setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh
hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan
dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya,
amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah
selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli
syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah
ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah
dia ke dalam neraka. Sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan
ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi
telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat
Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Allah ta’ala
mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang
akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.
Tidak mungkin bagi
manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk syurga atau neraka,
akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3.
Amal perbuatan
dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya
saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan
akhir yang baik (husnul khotimah).
4.
Disunnahkan
bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5.
Tenang dalam
masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak
terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6.
Kehidupan ada di
tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan
umurnya.
7.
Sebagian ulama dan
orang bijak berkata bahwa dijadikannya
pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah
sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu
menciptakannya sekaligus.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Pengorbanan seorang
ibu yang mengandung : 31 : 14
2.
Teori reproduksi
manusia : 22 : 5, 23 : 14
3.
Takdir : 57 : 22, 64 : 11
4.
Husnul khotimah : 2 : 132, 4 : 18
الحـديث الخامس
HADITS KE-5:
BID’AH YANG TERTOLAK
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ
عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ
فَهُوَ رَدٌّ . [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً
لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah
SAW bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan
(berasal) darinya,[4]
maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim
disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan
(agama) kami, maka dia tertolak).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Setiap
perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.
2. Larangan
dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
3. Islam
adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan
ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah SAW telah berusaha
menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
4. Agama
Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Kesempurnaan
Islam : 5 : 3
2. Bid’ah dan
taklid : 57 : 27, 17
: 36
الحــديث
السادس
HADITS KE-6:
HALAL DAN HARAM ITU JELAS
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ
بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ
بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ
النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ
فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ
فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ
فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ
حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. [رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Abdillah Nu’man bin Basyir RA dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara
keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak
diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia
telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara
syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana
penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang
dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah
bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia
haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia
baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh
tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati”. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan:
· Hadits
ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at. Abu Daud berkata :
Islam itu berputar dalam empat hadits, kemudian dia menyebutkan hadits ini
salah satunya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits /
الفوائد من الحديث :
1.
Termasuk sikap wara’[5] adalah meninggalkan
syubhat .
2.
Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan
seseorang kepada perbuatan haram.
3.
Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal
tersebut dapat menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar.
4.
Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena
padanya terdapat kebaikan fisik.
5.
Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan
pertanda baiknya hati.
6.
Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan
perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada
hal-hal yang diharamkan.
7.
Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan
haram serta haramnya sarana dan cara ke arah sana.
8.
Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta
tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Penetapan
halal dan haram : 2 : 275, 16
: 115, 5 : 87
2. Menghindari
syubhat : 49 : 12
3. Kedudukan
hati : 26
: 89, 16 : 106, 22 : 46
4. Allah Maha
Berkuasa (Raja) : 5 : 40, 114
: 2
الحــديث السابع
HADITS KE-7:
AGAMA ADALAH NASIHAT
عَنْ
أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ: لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ
وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Agama
adalah nasehat[6],[7], kami berkata :
Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada
Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya.[8] (Riwayat Bukhori dan
Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits /
الفوائد من الحديث :
1.
Agama Islam berdiri tegak diatas upaya saling
menasihati, maka harus selalu saling menasihati diantara masing-masing individu
muslim.
2.
Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuannya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Da’wah dan
Amar Ma’ruf Nahi munkar : 3 : 104, 3 : 110, 41 : 33
2. Pentingnya
selalu upaya untuk saling mengingatkan :
51 : 55, 87 : 9.
الحـديث
الثـامن
HADITS KE-8:
PERINTAH UNTUK MENEGAKKAN TAUHID
عَنْ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ
بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ. [رواه البخاري ومسلم ]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Ibnu Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Aku diperintahkan untuk
memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika
mereka melakukan hal itu maka darah dan harta
mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka
ada pada Allah SWT. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan:
Hadits ini
secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah
rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka
termasuk diantaranya mereka yang menolak membayar zakat . Maka Umar bin Khottob
menegurnya seraya berkata: “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang
mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku
diperintahkan…..(seperti hadits di atas)” . Maka berkatalah Abu Bakar:
“Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”[9], hingga
akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من
الحديث
:
1.
Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik
hingga mereka selamat.
2.
Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari
shalat dan memerangi mereka yang menolak membayar zakat.
3.
Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang
terhadap harta dan darah kaum muslimin.
4.
Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim
jika dia melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu
seperti : Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain
dengan sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5.
Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan
murji’ah yang mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan.
6.
Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan
keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya.
7.
Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal
yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang
tersembunyi dilimpahkan kepada Allah.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Aqidah dan syariat harus ditegakkan : 42 :
13,
2.
Perlindungan terhadap nyawa dan harta : 2 :
188, 4 : 93
3.
Besarnya kedudukan zakat : 9 : 34
الحــديث
التـاسع
HADITS KE-9:
TAAT PADA RASULULLAH
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu
Hurairah Abdurrahman bin Sakhr RA dia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku
perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya
kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka
(yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori
dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh
Rasulullah SAW.
2.
Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang
diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia
hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.
3.
Allah tidak akan membebankan kepada seseorang
kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.
4.
Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang
sulit.
5.
Menolak keburukan lebih diutamakan dari
mendatangkan kemaslahatan.
6.
Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk
bersatu dan bersepakat.
7.
Wajib mengikuti Rasulullah SAW, ta’at dan menempuh
jalan keselamatan dan kesuksesan.
8.
Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat
isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting yang
dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan.
Tema-tema hadits dan ayat-ayat yang terkait /
موضوعات الحديث :
1.
Patuh kepada Rasulullah SAW : 59 : 7, 8
: 46
2.
Bertakwa sebatas kemampuan : 64 : 16 .
3.
Berdebat yang tak berguna dan bertikai, sumber
kehancuran : 40 : 5
الحـديث العاشر
HADITS KE-10:
MAKANAN YANG HALAL DAN BAIK
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ
تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ
بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً . وَقاَلَ تَعَالَى :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ .
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ
إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه
مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Hurairah RA dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah
ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan
firmannya : Wahai para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan
Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa
yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang
melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua
tangannya ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari
sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan
dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan
sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
2.
Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang
baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3.
Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai
baik disisi Allah ta’ala.
4.
Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan
menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
5.
Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang
dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
6.
Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi
penghalang diterimanya amal perbuatan.
7.
Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan
larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
8.
Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan
sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada
Allah.
9.
Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya
sangat mengharap akan terkabul.
10. Dalam
hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a: Perjalanan jauh,
kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan
berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan
kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Mempersembahkan yang terbaik kepada Allah : 28
: 77
2.
Mengkonsumsi yang halal : 5 : 88
3.
Meratap dalam berdoa : 19 : 3, 32 : 16
الحـديث الحادي عشر
HADITS
KE-11:
MENINGGALKAN
YANG MERAGUKAN
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي
بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ .[رواه
الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah SAW dan
kesayangannya RA dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah SAW (sabdanya):
Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. (Riwayat
Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Meninggalkan
syubhat dan mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
2. Keluar
dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari
perbuatan syubhat, khususnya jika diantara pendapat mereka tidak ada yang dapat
dikuatkan.
3. Jika
keraguan bertentangan dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.
4. Sebuah
perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya
keraguan dan kebimbangan.
5. Berhati-hati
dari sikap meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.
6. Siapa yang
membiasakan perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan yang
haram.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Meninggalkan keragu-raguan : 14 : 10, 49 : 15, 2 : 2
الحــديث الثاني عشر
HADITS
KE-12:
MENINGGALKAN
YANG TIDAK BERGUNA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ
الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ [حديث
حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Hurairah RA dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Merupakan tanda baiknya
Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. (Hadits
Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Termasuk sifat-sifat orang muslim adalah dia
menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara yang mulia serta menjauhkan perkara
yang hina dan rendah.
2.
Pendidikan bagi diri dan perawatannya dengan
meninggalkan apa yang tidak bermanfaat didalamnya.
3.
Menyibukkkan diri dengan sesuatu yang tidak
bermanfaat adalah kesia-siaan dan merupakan pertanda kelemahan iman.
4.
Anjuran untuk memanfaatkan waktu dengan sesuatu
yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri bagi dunia maupun akhirat.
5.
Ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya
dapat mengakibatkan kepada perpecahan dan pertikaian diantara manusia.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Optimalisasi waktu dan potensi : 103 : 1-3,
2 : 148
2.
Meninggalkan hidup terlena : 63 : 9, 31
: 6
الحـديث الثالث عشر
HADITS KE-13:
MENCINTAI SAUDARA
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه البخاري ومسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu
Hamzah, Anas bin Malik RA, pembantu Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW, beliau
bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan
Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan
satu jiwa, jika dia mencintai saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya
sendiri.
2.
Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal
tersebut bertentangan dengan kesempurnaan iman.
3.
Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah
dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
4.
Anjuran untuk menyatukan hati.
Tema-tema hadits dan ayat-ayat yang terkait /
موضوعات الحديث :
1.
Menyakiti saudara sama dengan menyakiti diri
sendiri : 49 : 12,
2. Ukhuwwah
Islamiah : 49 : 10, 3 :
103
الحــديث الرابع عشر
HADITS KE-14:
TIDAK HALALNYA DARAH SEORANG MUSLIM:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ يَحِلُّ دَمُ
امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ
إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ : الثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ
وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ [رواه البخاري ومسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Ibnu Mas’ud RA dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Tidak halal darah
seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa saya
(Rasulullah SAW) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang
berzina, membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya
berpisah dari jamaahnya. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Tidak boleh menumpahkan darah kaum muslimin
kecuali dengan tiga sebab, yaitu : zina muhshon (orang yang sudah menikah),
membunuh manusia dengan sengaja dan meninggalkan agamanya (murtad) berpisah
dari jamaah kaum muslimin.
2.
Islam sangat menjaga kehormatan, nyawa dan agama
dengan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka yang mengganggunya seperti dengan
melakukan zina, pembunuhan dan murtad.
3.
Sesungguhnya agama yang disepakati adalah yang
dipegang oleh jamaah kaum muslimin, maka wajib dijaga dan tidak boleh keluar
darinya.
4.
Hukum pidana dalam Islam sangat keras, hal itu
bertujuan untuk mencegah (preventif) dan melindungi.
5.
Pendidikan bagi masyarakat untuk takut kepada
Allah ta’ala dan selalu merasa terawasi oleh-Nya dan keadaan tersembunyi atau
terbuka sebelum dilaksanakannya hukuman.
6.
Hadits diatas menunjukkan pentingnya menjaga
kehormatan dan kesucian.
7.
Dalam hadits tersebut merupakan ancaman bagi siapa
yang membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah ta’ala.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Nyawa seorang muslim dilindungi : 4 : 93
2.
Hukuman dalam Islam sebagai bagian dari
perlindungan: 2 : 179
الحديث الخامس عشر
HADITS KE-15:
MENGHORMATI TETANGGA DAN MEMULIAKAN TAMU
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ . [رواه البخاري
ومسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu
Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia
memuliakan tamunya
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Iman terkait langsung dengan kehidupan
sehari-hari.
2.
Islam menyerukan kepada sesuatu yang dapat
menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu masyarakat muslim.
3.
Termasuk kesempurnaan iman adalah perkataan yang
baik dan diam dari selainnya.
4.
Berlebih-lebihan dalam pembicaraan dapat
menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan merupakan jalan
keselamatan.
5.
Islam sangat menjaga agar seorang muslim berbicara
apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang diharamkan dalam setiap
kondisi.
6.
Tidak memperbanyak pembicaraan yang diperbolehkan,
karena hal tersebut dapat menyeret kepada perbuatan yang diharamkan atau yang
makruh.
7.
Termasuk kesempurnaan iman adalah menghormati
tetangganya dan memperhatikanya serta tidak menyakitinya.
8.
Wajib berbicara saat dibutuhkan, khususnya jika
bertujuan menerangkan yang haq dan beramar ma’ruf nahi munkar.
9.
Memuliakan tamu termasuk diantara kemuliaan akhlak
dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam.
10. Anjuran
untuk mempergauli orang lain dengan baik.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Menjaga perkataan : 50 : 18,
2.
Hubungan baik dengan tetangga : 4 : 36,
3. Sikap mulia
terhadap tamu : 51 : 24-27
الحـديث السادس عشر
HADITS KE-16:
MENAHAN AMARAH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي،
قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Hurairah RA sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu
‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan
kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda :
Jangan engkau marah. (Riwayat Bukhiroi )
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Anjuran bagi setiap muslim untuk memberikan
nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah wawasan ilmu yang
bermanfaat serta memberikan nasihat yang baik.
2.
Larangan marah.
3.
Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga
pendengar menyadari pentingnya dan kedudukannya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Meninggalkan sifat pemarah : 3 : 159, 3 : 134
الحــديث السابع عشر
HADITS KE-17:
ETIKA MENYEMBELIH
عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ
وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ . [رواه مسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Ya’la Syaddad bin Aus RA dari Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah
telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian
membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih
berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan kepada
setiap makhluk termasuk diantaranya adalah hewan.
2.
Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai
sasaran dan tujuan, tidak juga boleh menyayat-nyayat orang yang dihukum
qishash.
3.
Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan
ternak dan belas kasih terhadapnya. Tidak boleh membebaninya diluar
kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelihnya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Profesionalisme : 28 : 77
2.
Berbuat baik hingga kepada seluruh makhluk (ihsan)
: 2 : 195
الحــديث الثامن عشر
HADITS
KE-18:
BERTAKWA
DAN BERAKHLAK YANG BAIK
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ
وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا
كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ
بِخُلُقٍ حَسَنٍ " [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض
النسخ حسن صحيح]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal RA dari
Rasulullah SAW beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu
berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah
manusia dengan akhlak yang baik. (Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan,
pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Takwa
kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas
diterimanya amal shaleh.
2. Bersegera
melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan
menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh
menghias diri dengan akhlak mulia.
4. Menjaga
pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di
dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu : 2 : 197
2.
Akhlak mulia : 68 : 4
الحــديث التاسع عشر
HADITS KE-19:
BERGANTUNG KEPADA ALLAH
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ:
اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ
فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ
اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ
يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ
اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ
إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ
الصُّحُفِ [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح[
وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ
تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي
الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا
أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ،
وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas RA, beliau berkata : Suatu saat saya berada di
belakang Nabi SAW, maka beliau bersabda : Wahai ananda, saya akan mengajarkan
kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah[10], niscaya dia akan
menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu[11]. Jika kamu meminta,
mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan
kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk
mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan
manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka
berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka tidak akan
mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah
diangkat dan lembaran telah kering.[12] (Riwayat Turmuzi dan dia
berkata: Haditsnya hasan shahih).
Dalam
sebuah riwayat selain Turmuzi dikatakan : Jagalah Allah, niscaya engkau akan
mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan
mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu
tidaklah akan menimpamu dan apa yang
ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa
kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan
bersama kemudahan).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Perhatian Rasulullah SAW dalam mengarahkan umatnya
serta menyiapkan generasi mu’min idaman.
2.
Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian
pelajar agar timbul keinginannya terhadap pengetahuan sehingga hal tersebut
lebih terkesan dalam dirinya.
3.
Siapa yang konsekwen melaksanakan
perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia dan akhirat.
4.
Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah
dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang dari kesulitan.
5.
Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak
dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata.
6.
Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali berdasarkan
ketetapan Allah ta’ala.
7.
Menghormati waktu dan menggunakannya kepada
sesuatu yang bermanfaat sebagaimana
Rasulullah SAW memanfaatkan waktunya saat beliau berkendaraan.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Menyiapkan
generasi beriman : 4 : 9, 25 : 74,
46 :15
2. Allah
tempat bergantung dan berlindung : 1 : 5, 112 : 2
3. Musibah
dan keberuntungan hanya datang dari Allah : 64 : 11, 9 : 51, 7 : 188, 10 : 49.
الحــديث العشرون
HADITS KE-20:
PENTINGNYA RASA MALU
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ
عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ
النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ . [رواه
البخاري ]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry RA dia berkata: Rasulullah SAW
bersabda : Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan
nabi-nabi terdahulu adalah : Jika engkau
tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka . (Riwayat Bukhori)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh
para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
2.
Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka
jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3.
Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu
bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya,
dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
4.
Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk.
Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan
bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5.
Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum
agama serta menuntut ilmu dan kebenaran . Allah ta’ala berfirman : “ Dan Allah
tidak malu dari kebenaran.” (33 : 53).
6.
Diantara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela)
dan Wafa’ (menepati janji)
7.
Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib
diwujudkan.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Menumbuhkan
rasa malu sesuai proporsinya : 33 : 53
الحــديث الحادي
والعشرون
HADITS KE-21:
KEUTAMAAN ISTIQOMAH
عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي
عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ
عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ [رواه
مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi
RA dia berkata, saya berkata : Wahai Rasulullah SAW, katakan kepada saya
tentang Islam sebuah perkataan yang
tidak saya tanyakan kepada
seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah,
kemudian berpegang teguhlah. (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului
ketaatan.
2.
Amal saleh dapat menjaga keimanan
3.
Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan.
4.
Istiqomah merupakan derajat yang tinggi.
5.
Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam
menjaga agamanya dan merawat keimanannya.
6.
Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas
beribadah hanya kepada Allah semata hingga mati.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Bertanya untuk mendapatkan kebaikan : 2 :
149, 2 : 512, 2 : 217, 2 : 219, 2 : 219, 2 :
220.
2.
Iman dan istiqomah : 41 : 30, 46 :
13, 72 : 16, 15 : 99
الحـديث الثاني
والعشرون
HADITS KE-22:
CARA MASUK SURGA
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ
عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا صَلَّيْتُ
اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ، وَحَرَّمْت
الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ الْجَنَّةَ ؟ قَالَ :
نَعَمْ . [رواه مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary RA : Seseorang bertanya kepada
Rasulullah SAW, seraya berkata : Bagaimana pendapatmu jika saya melaksanakan
shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan, Menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram[13] dan saya tidak tambah
sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau bersabda : Ya. (Riwayat
Muslim)
Catatan:
*
Seseorang yang bertanya dalam riwayat diatas adalah : An Nu’man bin Qauqal.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Setiap muslim dituntut untuk bertanya kepada ulama
tentang syariat Islam, tentang kewajibannya dan apa yang dihalalkan dan
diharamkan baginya jika hal tersebut tidak diketahuinya.
2.
Penghalalan dan pengharaman merupakan aturan
syariat, tidak ada yang berhak menentukannya kecuali Allah ta’ala.
3.
Amal saleh merupakan sebab masuknya seseorang
kedalam syurga.
4.
Keinginan dan perhatian yang besar dari para
shahabat serta kerinduan mereka terhadap syurga serta upaya mereka dalam
mencari jalan untuk sampai kesana.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Evaluasi diri / muhasabah : 59 : 18
2.
Rindu syurga : 3 : 133, 66
: 11
3.
Memperhatikan halal haram dalam kehidupan: 9 : 29, 66 : 1, 7
: 157
الحديث الثالث
والعشرون
HADITS KE-23:
MACAM-MACAM KEBAIKAN
عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي ابْنِ
عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ
تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ – أَوْ
تَمْلآنِ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ،
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ
النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا [رواه مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary RA dia berkata : Rasulullah SAW
bersabda: Bersuci sebagian dari iman, Alhamdulillah dapat memenuhi timbangan[14], Subhanallah dan Al
Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, Sholat adalah cahaya[15], shadaqah adalah bukti,
Al-Quran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang memberatkanmu.[16] Semua manusia berangkat
menjual dirinya[17],
ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang
menghancurkan dirinya. (Riwayat Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Iman
merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal saleh dan keta’atan dan
berkurang dengan maksiat dan dosa.
2. Amal
perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.
3. Bersuci
merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan.
4. Menjaga
shalat akan mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang muslim
terhadap manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan perilakunya, kewara’annya
dan ketakwaannya.
5. Seruan
untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya dimana hal
tersebut merupakan pertanda benarnya keimanan.
6. Anjuran
untuk bersabar tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami seorang
muslim karena perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
7. Semangat
membaca Al Quran dengan pemahaman dan mentadabburi (merenungkan) ma’nanya,
menga-malkan kandungan-kandungannya karena hal tersebut dapat memberi syafaat
bagi seorang hamba pada hari kiamat.
8. Seorang
muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan kepada Allah
ta’ala serta tidak mengabaikannya karena kesibukan lainnya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Keutamaan bersuci : 9 : 108, 2
: 222
2.
Keutamaan dan kekuatan zikir : 8
: 45, 13 : 28
3.
Shadaqah : 2 : 261, 57 : 18,
33 : 35.
4.
Interaksi dengan Al Quran : 4 :
82, 7 : 204, 25 : 30
5.
Perbuatan manusia kembali kepada dirinya :
17 : 7
الحــديث الرابع
والعشرون
HADITS KE-24:
BESARNYA KEKUASAAN ALLAH ATAS HAMBANYA
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ
أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي
وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي
كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ،
فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ
أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ
إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ
تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً،
فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا
ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي
لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى
أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً .
يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ
مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ
وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ
مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
. يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ
أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ
وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ . [رواه
مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Dzar Al Ghifari RA dari Rasulullah SAW sebagaimana beliau riwayatkan dari
Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman[18]: Wahai hambaku,
sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah
menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian
saling berlaku zalim. Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang
Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan
kalian hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku
berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan
kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang
aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku
berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada
malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun
kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada
kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada
kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hambaku seandainya sejak orang
pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin
semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal
tersebut tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun.
Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai
orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti
orang yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu mengurangi
kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai
orang terakhir semunya berdiri di sebuah
bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi,
niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah
jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua
perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan
balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia
bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah
ada yang dicela kecuali dirinya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Menegakkan keadilan diantara manusia serta
haramnya kezaliman diantara mereka merupakan tujuan dari ajaran Islam yang
paling penting.
2.
Wajib bagi setiap orang untuk memudahkan jalan
petunjuk dan memintanya kepada Allah ta’ala.
3.
Semua makhluk sangat tergantung kepada Allah dalam
mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan terhadap dirinya baik dalam perkara
dunia maupun akhirat.
4.
Pentingnya istighfar dari perbuatan dosa dan
sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuninya.
5.
Lemahnya makhluk dan ketidakmampuan mereka dalam
mendatangkan kecelakaan dan kemanfaatan.
6.
Wajib bagi setiap mu’min untuk bersyukur kepada
Allah ta’ala atas ni’mat-Nya dan taufiq-Nya.
7.
Sesungguhnya Allah ta’ala menghitung semua
perbuatan seorang hamba dan membalasnya.
8.
Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi
diri (muhasabah) serta penyesalan atas dosa-dosa
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Besarnya
bahaya kezaliman : 7 : 44, 10 : 13
2. Allah
sumber hidayah dan rezeki : 18 :
17,
3. Kemurahan
dan ampunan Allah ta’ala : 39 : 53, 7 : 156
4. Kebaikan
dan keburukan akan kembali kepada manusia : 17
: 7, 47 : 38, 7 : 160
الحـديث الخامس
والعشرون
HADITS KE-25:
CARA SEDEKAH BAGI
SI MISKIIN
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :
أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ
بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ،
وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ
لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ
تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ
صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي
بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا : يَا
رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟
قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟
فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu Dzar RA : Sesungguhnya sejumlah orang dari shahabat
Rasulullah SAW[19] berkata kepada
Rasulullah SAW: “ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan
membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa
sebagaimana kami puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka
(sedang kami tidak dapat melakukannya). (Rasulullah SAW) bersabda : Bukankah
Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya
setiap tashbih[20] merupakan
sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah,
setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan sedekah dan
setiap kemaluan kalian[21]
merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala
seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya? Beliau bersabda :
Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang
haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan
pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Sikap bijak dalam
menanggapi berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi jiwa serta
menenangkan perasaan.
2.
Para shahabat
berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan.
3.
Luasnya keutamaan
Allah ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi hamba-Nya.
4.
Semua bentuk zikir
sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
5.
Kebiasaan-kebiasaan
mubah dan penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan
ibadah jika diiringi dengan niat saleh.
6.
Anjuran untuk
meminta sesuatu yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang dapat
meningkatkan dirinya ke derajat yang lebih sempurna.
7.
Didalam hadits ini
terdapat keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang bersabar.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Iri terhadap
kebaikan orang lain:
2.
Pintu-pintu
kebaikan terbuka luas : 2 : 177, 5
: 2
3.
Mencari yang halal
dan menjauhkan yang haram :
4.
Menggunakan sesuatu
sesuai yang telah ditetapkan:
الحــديث السادس والعشرون
HADITS KE-26:
SEDEKAH DENGAN AMAL BAIK
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ
سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ
الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي
دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ
صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا
إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ .
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu
Hurairah RA dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Setiap anggota tubuh
manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau
berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong
seseorang yang berkendaraan lalu engkau
bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah,
ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju
shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas
kesehatan anggota badan.
2.
Allah telah menjadikan setiap anggota badan untuk
menolong hamba-hamba Allah ta’ala, sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya;
bersedekah kepada mereka dengan menggunakannya sesuai kemaslahatannya.
3.
Termasuk sedekah adalah : Menahan tangan dan lisan
untuk tidak menyakiti orang lain, justru seharusnya digunakan untuk menunaikan
hak-hak setiap muslim.
4.
Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta
ada zakatnya. Zakat badan adalah melakukan perbuatan baik, bersedekah dan
pintu-pintunya banyak.
5.
Anjuran untuk mendamaikan kedua belah pihak,
tolong menolong, mengucapkan kalimat yang baik, berjalan menuju shalat dan
menyingkirkan penghalang dari shalat.
6.
Anjuran untuk membersihkan sarana-sarana umum.
7.
Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan
keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Menolong sesama manusia : 5
: 2, 107 : 1-7
2.
Menjaga kepentingan bersama
3.
Perkataan yang baik : 17 : 23, 33 : 32, 4
: 9
الحـديث السابع
والعشرون
HADITS KE-27:
MEMINTA FATWA PADA HATI NURANI
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْبِرُّ
حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ
عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] .
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ
قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ
الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ،
وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ " [حديث حسن رويناه في مسندي
الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari Nawwas bin Sam’an RA , dari Rasulullah SAW
beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang
terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ Riwayat Muslim.
Dan
dari Wabishah bin Ma’bad RA dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah SAW, lalu
beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan ?, Saya menjwab : Ya.
Beliau bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa
dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan
menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa
kepadamu dan mereka membenarkannya. (Hadits hasan kami riwayatkan dari dua
musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan.
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Tanda perbuatan dosa adalah timbulnya
keragu-raguan dalam jiwa dan tidak suka kalau hal itu diketahui orang lain.
2.
Siapa yang ingin melakukan suatu perbuatan maka
hendaklah dia menanyakan hal tersebut pada dirinya .
3.
Anjuran untuk berakhlak mulia karena akhlak yang
mulia termasuk unsur kebaikan yang sangat besar.
4.
Hati seorang mu’min akan tenang dengan perbuatan
yang halal dan gusar dengan perbuatan haram.
5.
Melihat terlebih dahulu ketetapan hukum sebelum
mengambil tindakan. Ambillah yang paling dekat dengan ketakwaan dan kewara’an
dalam agama.
6.
Rasulullah SAW ketika menyampaikan sesuatu kepada
para shahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi mereka.
7.
Perhatian Islam terhadap pendidikan sisi agama
yang bersifat internal dalam hati orang beriman dan meminta keputusannya
sebelum mengambil tindakan.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Kebenaran melahirkan ketenangan hati : 8 : 10, 13 : 28
2.
Hati-hati dalam memberi fatwa : 17
: 36
3.
Hati yang sehat sensitif terhadap keburukan
الحــديث الثامن
والعشرون
HADITS KE-28:
BERPEGANG PADA SUNNAH RASUL DAN KHULAFA’UR-RASYIDIN
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ
سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا
الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ،
فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ
عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً.
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ
عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ . [رَوَاه
داود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Najih Al Irbadh bin Sariah RA dia berkata : Rasulullah SAW memberikan kami
nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami
berkata : Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka
berilah kami wasiat. Rasulullah SAW bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk
bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun
yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena diantara kalian yang hidup
(setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian
berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan
petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian
menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah
sesat. (Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث ::
1.
Bekas yang dalam dari nasehat Rasulullah SAW dalam
jiwa para shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi para da’i di jalan
Allah ta’ala.
2.
Taqwa merupakan yang paling penting untuk
disampaikan seorang muslim kepada muslim lainnya, kemudian mendengar dan ta’at
kepada pemerintah selama tidak terdapat didalamnya maksiat.
3.
Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah
Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin, karena didalamnya terdapat kemenangan dan
kesuksesan, khususnya tatkala banyak terjadi perbedaan dan perpecahan.
4.
Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya
memberikan wasiat saat berpisah karena didalamnya terdapat kebaikan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
5.
Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama
(bid’ah) yang tidak memiliki landasan dalam agama.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Anjuran
berwasiat menjelang kematian : 2 :180
2. Berpegang
teguh kepada sunnah Rasul dan menjauhi bid’ah : 59 : 7, 57 : 27
3. Patuh
kepada pimpinan : 4 : 59
الحــديث التاسع
والعشرون
HADITS KE-29:
AMALAN UNTUK DAPAT
MASUK SURGA
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي
الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ
يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ،
وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ
عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي
جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ :
تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ
الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ
قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ
سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟
فَقُلْتُ : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ .
فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ
عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ
بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى
وُجُوْهِهِمْ –أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ حَصَائِدُ
أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari Mu’az bin Jabal RA dia berkata : Saya berkata : Ya
Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat memasukkan saya ke
dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau bersabda: Engkau telah
bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka
yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya
sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah
SAW) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga ?;
Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana
air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail),
kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan
pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi
Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah
Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang
jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau
ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini
(dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan
dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini,
adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda
beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan
mereka. (Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Perhatian shahabat
yang sangat besar untuk melakukan amal yang dapat memasukkan mereka ke syurga.
2.
Amal perbuatan
merupakan sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak
bertentangan dengan sabda Rasulullah SAW
“Tidak masuk syurga setiap kalian dengan amalnya ”. Makna hadits
tersebut adalah bahwa amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang
ke syurga selama Allah belum menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
3.
Mentauhidkan Allah
dan menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang kedalam syurga.
4.
Shalat sunnah
setelah shalat fardhu merupakan sebab
kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.
5.
Bahaya lisan dan
perbuatannya akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang ke neraka
karena ucapannya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Hakekat
keselamatan; masuk syurga dan terhindar dari neraka : 3 : 185
2.
Allah memudahkan
setiap upaya kebaikan : 2 : 185
3.
Qiyamullail : 17 : 79
4.
Keutamaan Jihad : 61
: 11, 9 : 19
5.
Menjaga lisan : 50 : 18
الحــديث الثلاثون
HADITS KE-30:
KETETAPAN DAN BATASAN DARI ALLAH
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي
جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ
تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ
فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ
فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا . [حديث
حسن رواه الدارقطني وغيره] .
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir RA, dari Rasulullah SAW dia
berkata : Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka
janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya
janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka
janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat
kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya. (Hadits
hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).
(Hadits ini dikatagorikan sebagai hadits dho’if[22].
Lihat Qowa’id wa Fawa’id Minal Arbain An Nawawiah, karangan Nazim Muhammad
Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul Mashabih, takhrij Syekh Al Albani,
hadits no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al Ulum wal Hikam, oleh Ibnu Rajab).
الحــديث الحادي
والثلاثون
HADITS KE-31:
ZUHUD TERHADAP
DUNIA
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد
السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ
إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي
الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ
النَّاسُ .[حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi RA dia berkata :
Seseorang mendatangi Rasulullah SAW, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah,
tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan
mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan
dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan
dicintai manusia. (Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad
hasan) .
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Menuntut kecukupan
terhadap dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah tidak adanya
keter-gantungan dan terpusatnya perhatian
terhadapnya .
2.
Bersikap qanaah
terhadap rizki yang halal dan ridho terhadapnya serta bersikap ‘iffah dari
perbuatan haram dan hati-hati terhadap syubhat.
3.
Jiwa yang merasa
cukup dan iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah merupakan
hakekat zuhud.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Zuhud : 18 : 45-46, 29 : 64, 102
: 1-5
2.
Menghindari
penyakit hasad (dengki)
الحـديث الثاني
والثلاثون
HADITS KE-32:
LARANGAN MEMBUAT
MADHARAT
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ
الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ . [حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ
مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً، وَرَوَاهُ مَالِك فِي
الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي
بَعْضُهَا بَعْضاً]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri RA, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat) yang
mencelakakan diri sendiri dan orang lain.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu
Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan snad yang bersambung, juga
diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara mursal dari Amr bin Yahya
dari bapaknya dari Rasulullah SAW, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi
dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya atas sebagian yang lain).
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Larangan melakukan
sesuatau yang berbahaya.
2.
termasuk sesuatu
yang diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya seperti rokok, mengendarai
kendaraan dengan ceroboh
الْحَدِيث الثالث
والثلاثون
HADITS KE-33:
PENTINGNYA PENEGAKAN HUKUM
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَوْ يُعْطَى
النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ،
لَكِنَّ الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ
.[حديث حسن رواه البيهقي وغيره هكذا، وبعضه في الصحيحين]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah SAW : Seandainya setiap pengaduan
manusia diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan
darah mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa
agar mendatangkan bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya.” (Hadits hasan
riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang
bersengketa sesuatu yang dapat menguatkan pengakuan mereka.
2.
Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah
perkara dengan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
3.
Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga
terbukti perbuatan jahatnya.
4.
Seorang hakim harus berusaha keras untuk
mengetahui permasalahan sebenarnya dan menjelaskan hukumnya berdasarkan apa
yang tampak baginya.
5.
Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.
Tema-tema hadits dan ayat-ayat yang terkait /
موضوعات الحديث :
1.
Hukum harus ditegakkan : 4 : 65, 24
: 51
2.
Penegakkan hukum harus berdasarkan prinsip yang
jelas : 24 : 4, 24 : 23
الحديث الرابع
والثلاثون
HADITS
KE-34:
KEUTAMAAN
MENGATASI KEMUNGKARAN
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ
اْلإِيْمَانِ [رواه مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Sa’id Al Khudri RA berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Siapa
yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan
hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran
adalah kewajiban yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai
kemampuan dan kekuatannya.
2.
Ridho terhadap kemaksiatan termasuk diantara dosa-dosa besar.
3.
Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi
munkar.
4.
Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan
kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan.
5.
Mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap
muslim, sedangkan pengingkaran dengan tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Keutamaan mengatasi kemungkaran : 5 : 78, 7
: 165
2.
Realisasi iman : 2 : 278, 3 : 139, 5
: 23,
3.
Tingkatan iman : 8 : 2
الحـديث الخامس
والثلاثون
HADITS KE-35:
PERGAULAN YANG BAIK DAN HARMONIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ تَحَاسَدُوا
وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ
عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو
الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ .
التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ
امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى
الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ . [رواه مسلم]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Hurairah RA dia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Janganlah kalian saling
dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah
kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya
dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga
kali-). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya
yang muslim . Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya dan
kehormatannya.” (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Larangan untuk saling dengki.
2.
Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam
urusan jual beli.
3.
Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap
muslim. Sebaliknya harus dijaga persaudaraan dan hak-haknya karena Allah
ta’ala.
4.
Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi
juga didalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah.
5.
Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah
ta’ala.
6.
Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan
seseorang.
7.
Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal
tersebut berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam.
Tema-tema hadits dan ayat-ayat yang terkait /
موضوعات الحديث :
1.
Menciptakan pergaulan yang baik dan harmonis : 49
: 10
2.
Realisasi ukhuwah Islamiyah : 9 : 71
3.
Barometer kehidupan; Taqwa : 49 : 13
4.
Dihormatinya hak dan martabat seorang muslim: 5
: 32, 22 : 30
الحديث السادس
والثلاثون
HADITS KE-36:
MENUMBUHKAN KEPEKAAN SOSIAL
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ
سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى
الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ
كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ
السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ،
وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
.
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW bersabda : Siapa yang menyelesaikan
kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah
akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan
orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan
akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya
di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong
saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah
mudahkan baginya jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu
rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka,
niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka
rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada
makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang
lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Siapa yang membantu seorang muslim dalam
menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai
tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit
tersebut.
2.
Sesungguhnya pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai
dengan jenis perbuatannya.
3.
Berbuat baik kepada makhluk merupan cara untuk
mendapatkan kecintaan Allah ta’ala.
4.
Membenarkan niat dalam rangka mencari ilmu dan
ikhlas didalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga amalnya dan
kesungguhannya sia-sia.
5.
Memohon pertolongan kepada Allah ta’ala dan
kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana kecuali karena
kemudahan dan kasih sayang-Nya.
6.
Selalu membaca Al Quran, memahaminya dan
mengamalkannya.
7.
Keutamaan duduk di rumah Allah untuk mengkaji
ilmu.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1. Menumbuhkan
kepekaan sosial : 107 : 1-7, 70 : 24
2. Menjaga
nama baik seseorang : 49 : 11
3. Menumbuhkan
tradisi ilmiah : 96 : 1, 170 : 36.
4. Berinteraksi
terhadap Al Quran : 73 : 4, 47 : 24, 33 : 36
الحديث السابع والثلاثون
HADITS
KE-37:
BERLOMBA-LOMBA
UNTUK KEBAIKAN
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا
يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا
فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ
كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ
عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ
سَيِّئَةً وَاحِدَةً " [رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Ibnu Abbas RA, dari Rasulullah SAW sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang
Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan
keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin melaksanakan
kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai
satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian
melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga
tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia
berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya
satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya
Allah mencatatnya sebagai satu keburukan. (Riwayat Bukhori dan Muslim dalam
kedua shahihnya dengan redaksi ini).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1. Kasih
sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya
menyeluruh sedang pemberian-Nya tidak terbatas.
2. Sesungguhnya
apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan dan dipaksa
menunaikannya.
3. Allah
tidak menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika
kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan dan praktek.
4. Seorang
muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya, diharapkan
dengan begitu akan ditulis pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap
untuk melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.
5. Semakin
besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan : 2 :
148, 23 : 61
الحديث الثامن
والثلاثون
HADITS KE-38:
PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG WALI
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى
قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ
إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ
يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا
أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ
بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا،
وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ [رواه
البخاري]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhya Allah ta’ala
berfirman : Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang
dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai
kecuali dengan beribadah dengan apa yang
telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri
kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku
akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah
pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia
gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya
yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku
berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi “
Riwayat Bukhori.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya
diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.
2.
Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan
perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala.
3.
Siapa yang kontinyu melaksanakan sunnah dan
menghindar dari perbuatan maksiat maka dia akan meraih kecintaan Allah ta’ala .
4.
Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka
dia akan mengabulkan doanya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Pemahaman
yang benar tentang wali : 10 : 62-64
2.
Keutamaan ibadah nawafil (sunnah) : 35 : 32
3.
Kekuatan dari Allah : 22 : 40, 18 :
39
الحديث التاسع
والثلاثون
HADITS
KE-39:
TOLERANSI
HUKUM ISLAM
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ
تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا
عَلَيْهِ [حديث حسن رواه ابن
ماجة والبيهقي وغيرهما]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Ibnu Abbas RA : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah
ta’ala memafkan umatku karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa
dan segala sesuatu yang dipaksa. (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan
Baihaqi dan lainnya)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Allah ta’ala mengutamakan umat ini dengan
menghilangkan berbagai kesulitan dan memaafkan dosa kesalahan dan lupa.
2.
Sesungguhnya Allah ta’ala tidak menghukum
seseorang kecuali jika dia sengaja berbuat maksiat dan hatinya telah berniat
untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan kewajiban dengan sukarela .
3.
Manfaat adanya kewajiban adalah untuk mengetahui
siapa yang ta’at dan siapa yang membangkang.
4.
Ada beberapa perkara yang tidak begitu saja
dimaafkan. Misalnya seseorang melihat najis di bajunya akan tetapi dia
mengabaikan untuk menghilangkannya segera, kemudian dia shalat dengannya karena
lupa, maka wajib baginya mengqhada shalat tersebut. Contoh seperti itu banyak
terdapat dalam kitab-kitab fiqh.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Toleransi hukum Islam : 22 : 78, 2 :
196
2.
Manusiawi dalam penerapan hukum : 64 : 16
الحديث الأربعون
HADITS KE-40:
HAKIKAT KEHIDUPAN
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا
قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبَيَّ
فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ .
وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ
تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ
مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ . [رواه البخاري]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Ibnu Umar RA berkata : Rasulullah SAW memegang pundak kedua pundak saya seraya
bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara.”
Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan
jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu
untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu.” (Riwayat
Bukhori)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Bersegera
mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan
menunda-nunda karena dia tidak tahu
kapan datang ajalnya.
2.
Menggunakan
berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu .
3.
Zuhud di dunia
berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah kepada Allah
ta’ala untuk kehidupan akhirat.
4.
Hati-hati dan
khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang musafir yang bersungguh-sungguh
dan hati –hati agar tidak tersesat.
5.
Waspada dari teman
yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya.
6.
Pekerjaan dunia
dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang muslim hendaknya
menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat.
7.
Bersungguh-sungguh
menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan bersegera bertaubat dan
beramal shaleh.
8.
Rasulullah memegang
kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah agar beliau memperhatikan apa yang akan
beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar harus diajarkan tentang
perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk menyampaikan ilmu kedalam
jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya ilmu, sebagaimana hal itu juga
menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal tersebut
pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang dicintainya.
Tema-tema
hadits dan ayat-ayat yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Hakikat kehidupan :
3 : 185, 10 : 24
2.
Optimalisasi setiap
kesempatan : 103 : 1-3, 94 : 7.
الحديث الحادي
والأربعون
HADITS KE-41:
MENUNDUKKAN HAWA NAFSU
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ
تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ )) [حَديثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ
الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث:
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash RA dia berkata
: Rasulullah SAW bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan shahih dan kami
riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih).
(Hadits ini tergolong dho’if. Lihat Qowa’id Wa Fawa’id minal
Arba’in An-Nawawiyah, karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355, Misykatul
Mashabih takhrij Syekh Al Albani, hadits no. 167, juz 1, Jami’ Al Ulum wal
Hikam oleh Ibn Rajab)
الحديث الثاني
والأربعون
HADITS KE-42:
KEMURAHAN ALLAH
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ
تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ
عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ
عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ
لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ
بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث:
Dari
Anas RA dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Allah ta’ala
berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon
kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya
dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di
langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau.
Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan
sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun
maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan.” (Riwayat Turmuzi
dan dia berkata : haditsnya hasan shaheh).
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Berdoa
diperintahkan dan dijanjikan untuk
dikabul-kan.
2.
Maaf Allah dan
ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia minta
ampun dan bertaubat.
3.
Berbaik sangka
kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat dan istighfar.
4.
Tauhid adalah pokok
ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5.
Membuka pintu
harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal betapapun banyak
dosanya.
Tema-tema hadits dan ayat-ayat
yang terkait / موضوعات
الحديث :
1.
Kemurahan Allah
ta’ala : 23 : 118, 6 : 133, 7 : 56
2. Tidak
putus asa untuk bertaubat : 39 :
53, 5 : 74, 3 : 135
[1]Yang
dimaksud perbuatan disini adalah amal ibadah yang membutuhkan niat. Adapun
perbuatan buruk niat baiknya tidak akan merubah buruknya menjadi baik.
[2]Niat
adalah keinginan dan kehendak hati.
[3]Hijrah
secara bahasa artinya: meninggalkan; sedangkan menurut syariat artinya: meninggalkan negeri kafir menuju
negri Islam dengan maksud menyelamatkan agamanya. Yang dimaksud dalam hadits
ini adalah perpindahan dari Mekkah ke Madinah sebelum Fathu Makkah
(Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).
[4]Yang
dimaksud adalah, perbuatan-perbuatan yang dinilai ibadah tetapi tidak bersumber
dari ajaran Islam dan tidak memiliki landasan yang jelas, atau yang lebih
dikenal dengan istilah bid’ah.
[6]Nasehat
adalah : ungkapan yang menyeluruh berupa keinginan yang mencakup semua kebaikan.
[8]Yang
dimaksud dengan nasehat kepada Allah adalah beriman kepadanya, tidak
menyekutukannya, mensucikannya dari segala kekurangan, ta’at kepada-Nya dan
tidak bermaksiat kepada-Nya. Nasehat kepada Rasul-Nya adalah membenarkan
risalahnya, beriman kepada semua yang dibawanya, menghormatinya,
melaksanakannya ajarannya dll.
[9]Maksudnya
adalah bahwa mereka yang tidak membayar zakat berhak diperangi berdasarkan hak
(ajaran) Islam seperti yang disinggung dalam hadits.
[10]Maksudnya
adalah bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhkan
larangannya.
[12]Maksudnya
adalah segala sesuatu telah ditakdirkan dan dibukukan pencatatannya oleh Allah
ta’ala.
[13]Maksud
mengharamkan yang haram adalah: menghindarinya dan maksud menghalalkan yang
halal adalah : mengerjakannya dengan keyakinan akan kehalalannya.
[14]Maksudnya
adalah timbangan kebaikan seorang hamba pada hari kiamat.
[17]Menjual
dirinya baik kepada Allah ta’ala dengan menta’ati-Nya atau kepada syetan dengan
bermaksiat kepada-Nya.
[18]Hadits
seperti ini disebut hadits qudsi, yaitu hadits yang maknanya dari Allah dan
redaksinya dari Rasulullah.
[19]Yang dimaksud
dengang mereka adalah para shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
yang fakir dari kalangan Muhajirin.
Share This Article
Tidak ada komentar:
Posting Komentar